Pangkalpinang, Narasibabel.id — Calon wakil walikota Pangkalpinang, Dokter Hakim, dinilai sangat layak untuk mendampingi Maulan Aklil (Molen) memimpin kota Pangkalpinang.
Penilaian itu berdasarkan latar belakang keilmuan yang dimiliki almumni Fakultas Kedokteran Unsri ini. Disertai dengan pengalaman sebagai seorang birokrat selama menjadi ASN.
Selain itu, mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang ini merupakan sosok yang religius. Ia aktif di kegiatan keagamaan dan memiliki kedekatan dengan para ulama.
Hal itu, disampaikan Ketua PD Muhammadiyah Kota Pangkalpinang, Hernandy, S.P saat menerima kedatangan Dokter Hakim, di Sekretarian PD Muhammadiyah Jl. KH. Abdul Hamid No.03, Rawa Bangun, Kec. Taman Sari, pada Sabtu Sore (19/10/2024).
“Secara personal beliau ini sosok orang baik, bisa dilihat dari sisi akedemik maupun kerohanian. Saya respect saat berdiskusi dengan beliau tadi,” ungkapnya.
Hernandi berpesan, meminta Dokter Hakim nanti, ketika menjadi pemimpin di kota Pangkalpinang, agar mengikuti perjalanan Muhammadiyah dan ormas agama lainnya. Dengan harapan, tercipta kedekatan antara ulama dan pemerintah, demi kemashalatan umat.
Karena kedekatan antara pemerintah dan ulama sangat penting. Demi kemakmuran masyarakat dan terciptanya suasana kondusifitas di suatu wilayah.
“Mohon jika menjadi kepala daerah, untuk terlibat aktif dalam aktivitas keagamaan yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah Pangkalpinang maupun Ormas lainnya,” pintanya.
Terkait pandangan terhadap pesta demokrasi sedang berlansung di kota Pangkalpinang hanya diikuti paslon tunggal. Hernandi berkeyakinan warga Muhammadiyah adalah pemilih cerdas yang objektif dalam menilai sesuatu.
“Kita tidak bisa melihat Muhammadiyah itu secara general, karena orang Muhammadiyah itu pemilih cerdas. Kalau ada salah satu pendapat dari salah satu saja, belum tentu Muhammadiyah secara keseluruhan,” ingatnya.
Sementara Ketua PD Aisyiah Kota Pangkalpinang, Mauliyana, berharap dimasa kepemimpinan Molen Hakim jika terpilih nanti, mendengarkan suara perempuan Muhammadiyah.
Menurutnya, kaum perempuan banyak mengetahui persoalan mendasar di dalam keluarga dari berbagai kalangan masyarakat.
“Tolong Ibu-ibu di Aisyiah untuk dapat dilibatkan dalam membangun dalam konteks pembangunan kebutuhan dasar masyarakat,” harapnya. (Mr.FR)