Pangkalpinang, Narasibabel.id – Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) kuartal II melesat naik menjadi 6,85% (yoy). Jika dibandingkan dengan triwulan II-2021, ekonomi Kepulauan Bangka Belitung tumbuh sebesar 3,31%(q-to-q).
Pertumbuhan ekonomi provinsi yang di pimpin oleh Gubernur Erzaldi Rosman ini pun berada di atas pertumbuhan ekonomi Sumatera Triwulan II yang sebesar 5,27% dan ini merupakan pertumbuhan tertinggi ke dua di wilayah Sumatera setelah Kepulauan Riau yang tumbuh 6,90% (yoy).
Lompatan ini tak lain karena komitmen semua pihak yang bersinergi agar bisa keluar dari keterpurukan akibat pandemi Covid -19 yang masih terus menghantui.
Berbagai kebijakan dan upaya Gubernur Erzaldi Rosman selaku orang nomor satu di Babel pun tidak pernah terhenti untuk memperbaiki harga komoditas unggulan agar ekonomi Kepulauan Bangka Belitung menggeliat kembali.
Kepala Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Babel, Ahmad Yani Hazir mengatakan, pertumbuhan ekonomi Babel di bawah kepemimpinan Erzaldi ini disokong oleh komoditas sektor pertanian yang luar biasa dan memberi kontribusi tinggi pada pertumbuhan ekonomi di mana pada triwulan II naik sekitar 3.31%.
“Ini karena kenaikan harga sawit, karet, dan lada putih. Prestasi ni memang hasil dari usaha yang terus di buat oleh gubernur bersama Perangkat Daerah. Terlihat dari kenaikan harga lada putih baik di tingkat lokal maupun internasional. Usaha ini mendapat respon dari masyarakat. mereka kini lebih semangat menggeluti usaha pertaniannya,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, harga komoditas unggulan seperti lada putih terus meningkat. Diketahui dari laman resmi kpb.ladababel, harga beli Muntok Whitepepper Babel kini menyentuh harga Rp98.000 (6 Agustus 2021).
Dari peningkatan harga tersebut, dikatakan Ahmad Yani, kebijakan gubernur dengan menitikberatkan dan fokus pada pertanian adalah hal yg sudah tepat, karena memang produk pertanian di Babel adalah komoditi ekspor sehingga harga ditentukan oleh pasar internasional.
Pada triwulan ke II ini, ekspor luar negeri tercatat tumbuh sebesar 73,68% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4,35% (yoy).
Diakui Ahmad Yani, ini tak lain karena Gubernur Erzaldi secara masif terus mendorong masyarakat Babel untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian dan mempersuasif warganya agar beralih ke sektor pertanian.
“Gubernur pun sudah dari awal terus menyokong dan mendukung petani kita dan nelayan kita, karena mayoritas mata pencarian di Babel ini adalah nelayan dan petani. Sehingga kita perlu meletakkan dasar yang tepat terhadap kelompok kerja karena dapat berkontribusi secara makro ekonomi, yang cukup besar andilnya pada pertumbuhan ekonomi di Babel. Salah satunya dengan memberi bantuan bibit, pupuk dan lain-lain, pengelolaan produktivitas, pendidikan pengolahan, “ungkapnya lagi.
Lebih lanjut, Ahmad Yani berharap meskipun ada pelaksanaan PPKM di beberapa kabupaten di Babel ini, semua pihak tetap berusaha bertahan dan berusaha agar efeknya tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Babel ke depannya.
“Karenanya patut disadari dan didukung masyarakat Babel bahwa, pelaksanaan aturan PPKM dapat diterapkan untuk menanggulangi penyebaran Covid 19 karena akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi kita.Begitu juga dengan penyaluran bantuan sosial, kita harapkan segera dapat dilaksanakan pada masyarakat yang terdampak ataupun yang sedang isolasi mandiri,” ujarnya.
Pada kesempatan lain, berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Bank Indonesia (BI), pertumbuhan ini seiring dengan membaiknya harga komoditas unggulan Babel serta terjadinya peningkatan kinerja Lapangan Usaha (LU) utama yaitu industri pengolahan, pertambangan, perdagangan, serta kegiatan usaha pariwisata.
“Dari LU industri pengolahan tumbuh sebesar 7,19% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,16% (yoy). Membaiknya kinerja industri pengolahan, terutama industri pengolahan logam timah didorong oleh meningkatnya permintaan logam timah sebagai bahan baku industri elektronik, semi konduktor, dan mobil listrik,” ungkap Kepala Perwakilan BI Babel, Tantan Heroika dalam laporannya kepada Gubernur Erzaldi.
Lebih lanjut dikatakannya, pertumbuhan ini juga terjadi karena semakin membaiknya LU pertambangan dan penggalian yang tumbuh sebesar 4,11% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 1,69% (yoy).
“Membaiknya kinerja pertambangan sejalan dengan meningkatnya jumlah perusahaan smelter yang mendapatkan ijin ekspor di tengah peningkatan harga timah global dan dukungan pemda untuk mendorong kinerja LU pertambangan,” terangnya.
Tidak hanya itu, membaiknya kinerja aktivitas usaha pariwisata sejalan dengan program vaksinasi yang terus berjalan, dan implementasi Clean, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) menarik minat wisatawan domestik.
“Aktivitas usaha pariwisata yang tercermin dari LU transportasi dan pergudangan serta LU penyediaan akomodasi dan makan minum, masih-masing tumbuh sebesar 32,99%(yoy) dan 14,88% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya,” tambahnya lagi.
Dari sisi pengeluaran, membaiknya pertumbuhan ekonomi Babel utamanya didorong oleh peningkatan seluruh kelompok pengeluaran terutama konsumsi rumah tangga, investasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), ekspor barang dan jasa, serta konsumsi pemerintah.
Ekspor luar negeri tercatat tumbuh sebesar 73,68% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4,35% (yoy). Peningkatan ekspor didorong oleh peningkatan harga komoditas unggulan seperti timah, CPO, karet, dan lada.
Satu lagi upaya yang memperlihatkan hasil yakni keseriusan Pemprov. Babel bersama Forkopimda Babel untuk terus mendorong vaksinasi dan penerapan prokes di Kepulauan Bangka Belitung. Upaya membuat pelaku usaha yakin untuk berinvestasi di Babel.
Bukti ini dapat dilihat dari data BI bahwa, Investasi (PMTB) tumbuh sebesar 6,36% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,83% (yoy).
Selanjutnya, Tantan mengemukakan bahwa, kinerja perekonomian Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan III 2021 diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan II 2021 l, didorong oleh tertahannya konsumsi masyarakat dan mobilitas masyarakat akibat diberlakukannya PPKM Level 3 dan 4 di sejumlah wilayah di Kepulauan Bangka Belitung. Namun, tren peningkatan harga logam timah hingga Juli 2021 mencapai 33.049 USD/Mton (tertinggi selama 1 dekade terakhir) berpotensi menahan penurunan kinerja ekonomi yang lebih rendah.
“Bank Indonesia senantiasa bersinergi dengan pemerintah daerah dan instansi vertikal dalam rangka pemulihan dan mendorong pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung antara lain melalui penguatan akses pembiayaan bagi UMKM melalui KUR, menjaga inflasi tetap stabil, mendorong digitalisasi UMKM melalui penggunaan QRIS, serta optimalisasi realisasi APBD, ” pungkasnya. (Red)
Sumber : Diskominfo